03 August 2008

Refresh!

Kemarin itu.. Batu, August 2nd ‘08

Alhamdulillah.. senang rasanya bisa melepas semua penat, merefresh mata-pikiran-hati, mengagumi ciptaan Allah untuk kesekian kalinya, dan menghirup hawa segar yang mungkin tak pernah kurasakan lagi di Malang saat-saat ini karena sudah terlampau padat! (padat penduduk, padat bangunan, padat kendaraan bermotor, dan padat polusi. Emph..)

Struggle and Sacrifice! 2 kunci utama untuk sampai ke Gunung Banyak, Batu, melihat pemandangan dari atas gunung dan melihat aktivitas olahraga ekstreem Paralayang (weits! kami hanya melihat-lihat saja, ada sih keinginan untuk mencoba olahraga menantang itu tapi kami belum siap lahir-batin! Hhe. Semoga suatu saat nanti ada keberanian & kesempatan!).

Sebenarnya jalan yang dilalui tak ruwet-ruwet amat kok, tapi karena kita baru pertama kali kesana, belum tau seluk-beluk jalannya, tersesat, berputar-putar di sepanjang perjalanan akhirnya perjalanan kesana dengan sepeda motor yang seharusnya menempuh waktu selama 90 menit dari Malang (dengan kecepatan sedang) harus ditempuh selama 2 jam! Waduh.. capek deh.. Kalau lewat Payung, kita harus siap dengan kondisi jalan yang berliku, kalau lewat Songgoriti bersiap-siap aja dengan jalan sempit yang menanjak! Ouch!

Tapi beneran deh sampai di atas bukit, kita nggak akan terasa capek lagi soalnya.. pemandangan yang ditawarkan dari atas bukit itu bener-bener baguuuus banget! Subhanallah. Sejauh mata memandang ke utara-timur-barat-selatan kita bakal lihat hamparan sawah yang hijau terbentang, jalan yang berkelok-kelok, gunung-gunung di sekeliling, dan bangunan atau rumah-rumah penduduk yang mungil! (hhe. Persis maket bangunan.. gemes banget rasanya, pingin nyabut maket-maket itu.. hhi). Bonusnya, kalau kita lagi beruntung, kita bisa lihat aktivitas paralayang live seperti sore itu.. seru!

Sekedar saran aja buat kalian yang ingin kesana, jangan lupa pakai jaket yaa! (ingat ya, Jaket bukan cardigans atau baju hangat!) soalnya makin sore, makin dingiin (kalau siang, hawa disana bukan dingin, tapi segaar!). And then, yang mau lihat aktivitas paralayang, stand by aja disana mulai siang hari.. jangan sore-sore karena nggak akan ada yang main, apalagi malam! (hakhak! Bisa-bisa main paralayangnya dibantu ma “penunggu” yang ada disana.. hii). Last but not least, jangan sungkan atau malu tanya ma penduduk di sekitar sana kalau kalian tersesat.. daripada kebanyakan muter!(cause tanda penunjuk arah disana agak “malu-malu”..).Jangan lupa juga bawa kamera atau handycam, view dari atas keren banget!

Special thanks deh buat mas Aswin yang sudah aku “todong” buat kasitau rute jalan mpe juelek! (jangan kapok kasitau hal-hal seru ke aku ya! Hhe). Buat mas Tomtom juga, sudah berbaik hati menemaniku mencari tempat itu tanpa kenal putus asa! Saluut. Smash Merahku juga tak ketinggalan.. makasi ya! Maaf, kalau kamu harus ngotot naik-naik ke puncak gunung. (Tapi kamu harus tau kalau aku juga khawatir rodamu makin tipis sepulang dari sana.. Hhi!). Buat bapak-ibu warga sekitar yang sempat kami tanyai di jalan, makasi buanyak! Tanpa kalian, mungkin kami takkan kesana sore itu..

Humm.. saran aja buat Pemerintah Kota Malang. Jangan banyak mendirikan bangunan buat hura-hura dong! Akibatnya tempat-tempat teduh dan indah begitu kan jadi makin dikiit. Makin jauh pula kita carinya.. moga-moga tempat seperti itu bakal tetap ada, kan buat kelangsungan hidup kita juga.. Let’s Go Green! ^_^
Alhamdulillaaaah… ^_^

Entah keberapa kalinya aku mengucapkan kata thoyyibah itu, tapi memang sudah seharusnya aku mengucapkannya.

WIDYALOKA, 17 MEI 2008 : 17.30 WIB
Akhirnya segala pengorbanan selama 2 bulan ini terbayar sudah. Aku (lebih tepatnya lagi kelompokku!) berhasil menyelesaikan “tantangan” di sela-sela riuhnya kehidupan kampus, padatnya kuliah, ruwetnya mid test, tugas-tugas yang menumpuk, agenda organisasi yang melelahkan, dan kejenuhan di Malang. Lebih menyenangkan lagi ketika pilihan kami untuk menyelesaikan tantangan itu mendapatkan penghargaan..
Sebuah map berwarna merah muda berisi sertifikat bertuliskan,

PEMENANG III
KOMPETISI KARYA TULIS MAHASISWA
BIDANG IPS

Berhasil kami bawa pulang.

Flashback sebentar untuk “melihat kami” pada 2 bulan yang lalu. Tulisan Lomba Karya Tulis Mahasiswa Baru Tingkat Universitas sudah kami baca di Buku Pedoman Pendidikan Unibraw sejak awal menjadi mahasiswa. Di akhir Februari aku dan Luke terlibat dalam perbincangan iseng.
“Luke, ikutan LKTM yuuk..” ajakku saat pulang kuliah.
Luke pun menjawab, “Wah, ayo..! boleh juga itu!”.
“Hmm.. tapi aku juga pingin ngajak Wishnu..” balasku.
“Wishnu mau nggak ya? Kita tanya dulu aja yuk..!” saran Luke.
Pencarian kami untuk menemukan Wishnu pun dimulai.. dan akhirnya ketemuu!
“Nu, kamu mau nggak ikutan LKTM ma kita?” tembak Luke.
Balasan tembakan Wishnu, “Karya Tulis ya? Ta’ pikir-pikir dulu boleh ya?”
Luke bilang, “Iya wes.. kalo iya, kita ngerjakan bareng Isyia”
Beberapa hari kemudian..
“Nu, gimana? Mau ikut LKTM ma aku dan Luke nggak?” tanyaku.
“Ayo wes, Syia.. aku ikutan!” jawab Wishnu.

Dan pada hari itulah kami mulai mencari tahu “Apa sih LKTM itu??”.

Waktu selembar kertas berisi pengumuman tentang LKTM ditempel di papan pengumuman oleh Kemahasiswaan, kami buru-buru membacanya. Tapi kami mengernyitkan dahi sembari berkata, “Lho, kok KKTM? Bukan LKTM?”. Usut punya usut, ternyata KKTM itu sama aja seperti LKTM hanya saja berubah konsep. Kalau di KKTM, Gagasan Kreatif lebih diperhatikan.
Kebetulan juga di FIS ada BARIS (Badan Riset-nya FIS. Amiin) jadi kami (Para MABA yang tertarik ikutan KKTM) dikoordinir ma mas Tommy yang juga jadi pemenang II LKTM MABA tahun lalu. Awalnya ada 6 kelompok yang akan maju mengikuti KKTM, tapi sayangnya 2 kelompok lain kandas di tengah-tengah pengerjaan KKTM (Fauzi, Inneke.. harusnya kalian tetap berjuang bersama kami..).

Kami mulai memilih Dosen Pembimbing, ahha! akhirnya kami memilih Bapak Wawan Sobari S. IP, M.A.. setelah menemui beliau, kami lebih bersemangat karena beliau mensupport kami habis-habisan!
“Bagus itu! Saya dukung sekali. Saya jadi ingat dulu ketika saya memenangkan kompetisi yang serupa hingga tingkat Nasional”.
Kata pak Wawan yang pernah mengenyam pendidikan S2-nya di The Hague University of Belanda.

Setelah itu kami mulai mencari-cari topik apa yang akan kami usung sebagai karya kami, yang jelas ketentuan KKTM tahun ini dari DIKTI adalah “Memajukan Bangsa Berbasis Keunggulan Lokal” (yaah, something like that lah! Abisnya aku lupa, buku panduannya juga raib entah kemana.. hhe.) hayuuk.. cari-mencari topik! Si Wishnu usul dengan Visit Indonesia 2008, Luke ngusulin tentang masalah pariwisata di Indonesia, dan aku milih angkat masalah Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Hmm.. bingung ambil apa?! Sampai akhirnya deadline dari Kemahasiswaan untuk menyerahkan Judul dan Tema KKTM kami tiba! Waaaa… kami belum tau mo bahas apa?? Setelah itu kami konsultasi dengan Pak Wawan, beliau lebih menyarankan untuk mengambil masalah efektivitas UU ITE terhadap ornografi dan pornoaksi. Okaaii! Aku sanggup, Wishnu dan Luke pun siap! We’re ready, go!!

Setelah pengumpulan judul dan tema ke Kemahasiswaan pada akhir Maret, saban hari kami grudak-gruduk di kampus. Wishnu menenteng axioo item kesukaannya (Pa, akhirnya kamu dapat laptop juga gara-gara KKTM ini!), Luke sibuk juga dengan pencarian buku-buku yang menguak masalah pornografi (Ke, aku naksir bukumu yang sampulnya kayak The Secrets itu.. hakhak!), dan aku harus rela bawa-bawa map berisi setumpuk jurnal dari ayah tercinta tentang UU ITE (makasih ya, Yah..).

Proses pengerjaan, itulah serunya..!!!
Begadang semalaman untuk ngetik dan prepare presentasi buat keesokan harinya mah uda biasa.. Malam-malam tatitut esemesan ma Luke-Wishnu, ngerjain bareng mpe jam 12 malam, Luke-Wishnu ngebut mpe pagi ketika hari terakhir pengumpulan, kalau uda pada jenuh.. biasanya kita jalan-jalan ke Matos, NoMat, ma’em-ma’em di Surabi Imut, foto-foto GeJe, dan akhirnya saling curhat.. Kita juga makin tau kebiasaan satu sama lain.. si Luke suka tidur, si Wishnu yang ternyata cerewet, dan aku yang suka.. hakhak! Secret!

Harap-harap cemas, dagdigdug hati kami sore itu.. dengan pakaian batik, kami mencoba menenangkan diri. Wishnu terlihat santai (masa’ sih??), Luke terlihat tenang (ohyaaa??), dan aku yang tak kenal lelah mondar-mandir saking groginya. Berdoa.. dimulai! Biar hati dan pikiran tenang serta serahkan semuanya pada Allah karena kita sudah berusaha. Kelompok kami dapat jatah presentasi pada detik-detik terakhir. Ada kebaikannya sih, karena para juri tak banyak melontarkan pertanyaan. Tapi kelemahannya, kami harus menunggu lama.. hupfh! Sabar..

It’s Show Time..!
Kelompok kami pun dipanggil untuk presentasi. Bismillahirrohmanirrohiim. Melangkah ke depan, dagdigdug, tersenyum tiga perempat hati (luh, kok gitu? Iya soalnya senyumnya nahan rasa grogi), dan Luke pun memulai presentasi dengan salam pembuka.. lanjut Wishnu dengan slide kesukaannya! (ups! Ada gambar cewek lagi pake baju yang kurang kain trus dibandingin ma bapak-bapak dari Irian Jaya yang lagi pake koteka), dan aku menjelaskan tentang Polisi Virtual di China spesialisasi porn content di internet. Belum selesai sampai disitu saja.. 3 Bapak Dewan Juri dari Faku. Hukum, Fak. Ekonomi, Fak. Ilmu Sosial memberi pertanyaan kepada kami. Bismillah.. kami jawab pertanyaan itu dengan penuh keyakinan (walaupun grogi dan rada tidak PeDe dengan jawaban kami, tapi kami harus meyakinkan beliau-beliau itu dengan raut wajah kami yang meyakinkan! Hhe).

Alhamdulillah.. sesi pertanyaan usai sudah. Saatnya para juri menenetukan pemenang. Kami pun keluar untuk shalat Ashar dan kembali lagi pukul 17.30 WIB untuk medengarkan pengumuman.

WIDYALOKA, 17 MEI 2008 : 17.30 WIB
Hemm.. kami tak tahu harus berkata apa.. lega memang, tapi tetap dagdigdug menunggu pengumuman. Semua peserta pun kami rasa juga begitu.. merasakan hal yang sama.. kami hanya duduk, aku-Luke-Wishnu cengar-cengiir aja nahan semua rasa itu.

Pengumuman pemenang pun dimulai..
Satu persatu nama kelompok, judul makalah, dan fakultas asal dibacakan oleh Ibu.. (Bu, sapa namanya ya? Tapi ibu cantik deh.. bener!). Ketika memasuki Bidang Ilmu Sosial, makin kencang dagdigdug ku.. makin terdiam.. makin menunduk.. makin komat-kamit menyebut nama Allah.. hingga aku aja nggak “ngeh” saat nama kelompok kami dibacakan. Bengong sekian detik.. dan baru sadar setelah anak-anak BARIS menoleh pada kami sembari berucap “Selamat yaaa!”, baru aku tersadar dan berjabatan tangan dengan Luke, partner sekaligus Ice Breakerku.. hhi. Wishnu langsung beranjak dari tempat duduk dan maju ke depan untuk menerima sertifikat dari Pak Rektor..

Alhamdulillah.. dan akhirnya mataku berkaca-kaca.

Setelah itu kami beramai-ramai menuju ke monumen baru Brawijaya yang kami sebut “BK“ untuk berfoto-foto riaa (ups! Bukan Bimbingan Konseling luh yaa.. tapi Bundaran Ke-... kita bisa isi dengan suasana hati kita saat itu. Tapi malam itu kami menyebutnya Bundaran Kenangan..). yap! Bundaran kenangan kami setelah berhasil berjuang!
Sesampaiku di rumah.. berita bahagia ini pun segera ku sampaikan pada ayah-bundaku.. mereka memberi selamat kepadaku. Uhm.. oiya, Yah.. ini sebagai hadiah ulang tahun untuk Ayah juga.

Ya Allah.. terima kasih.
Semoga kami bisa tetap melanjutkan kreatifitas kami. Amiin
.

Ucapan terima Special buat dosen pembimbing kami, Pak Wawan beserta keluarga.. terima kasih mau kami bikin repot.. hhi. Terima kasih juga segera ku ucapkan pada orang-orang yang sudah mendukungku selama ini. (Thanks for Uti, Koko, Mahes, Astrilia, makasih ya membuatku tetap berjalan hadapi semua itu. Nggak ketinggalan juga buat teman-teman lain yang nggak bisa aku sebutin namanya satu-persatu)

Senang deh bisa kenal ma mereka. bukan hanya dengan mereka berdua aja sih.. kita anak-anak BARIS (Juwita-Lely-Ika-Nadine-Zaza-Putu-Gadi-Genta-Bang Tommy-Herry-Fian) pun makin akrab! Saling ngingetin dan mendukung satu sama lain.. dan yang paling penting ternyata mereka juga sama aja kayak kita! Doyan ndagel.. hhe. (eits, tapi jangan salah.. kita tau sikon kok!). humm.. aku menemukan keluarga baru disini. Makasih banyak ya, kawan-kawanku.. moga kekeluargaan kita terjalin selamanya! Amiin..

01 July 2008


BILA DECISION SUPPORT SYSTEM (DSS)
MEMPUNYAI “KURSI” DI PEMERINTAHAN

Decision Support System (DSS)??

Decision Support System (DSS) adalah sebuah sistem berbasis komputer yang interaktif, dapat membantu manajemen pengambilan keputusan dengan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terstruktur. Sistem berbasis model ini terdiri dari prosedur-prosedur dalam pemrosesan data dan pertimbangannya dapat digunakan oleh manajer untuk menentukan keputusan agar lebih mudah dan tepat. Ciri-ciri dari program DSS agar dapat menghasilkan keputusan yang tepat adalah sederhana, mudah dikontrol, lengkap, mudah diadaptasi, dan mudah dikomunikasikan.

Banyak perusahaan yang menggunakan sistem DSS ini karena memiliki banyak keuntungan diantaranya mampu menyelesaikan permasalahan yang kompleks, respon yang cepat pada situasi yang tidak diharapkan dalam kondisi yang berubah-ubah, dapat memfasilitasi komunikasi, meningkatkan kinerja kontrol manajemen, menghemat biaya, keputusannya lebih tepat, meningkatkan efektivitas waktu, dan dapat memperkuat analisa.

Komponen-komponen yang terdapat di dalam DSS adalah:
1.The Data Management Subsystem
Data yang sesuai untuk berbagai situasi dan diatur oleh software yang bernama Database Management System. Terdiri dari elemen-elemen
DSS Database, Database Management System, Data Directory, dan Query Facility.
2.
The Model Management Subsysytem
Terdiri dari model base, model base management system, modeling language, model directory, model execution (untuk mengontrol jalan model sesungguhnya), integration (untuk mengkombinasi operasi dari berbagai model), and command. Melibatkan model finansial, statistikal, management science atau model kuantitatif lainnya sehingga dapat memperkuat sebuah analisa bagi sistem tersebut.
3.
Communication
Dialog subsystem, pengguna dapat berkomunikasi dan berinteraksi pada DSS melalui subsistem ini.
4.Knowledge Management
Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem lain atau berdiri sendiri.

Orang-orang yang berhadapan dengan masalah atau keputusan dimana DSS diambil disebut dengan user, manajer, atau pengambil keputusan. Terdapat dua kategori user yaitu manajer (terbagi menurut level organisasi, wilayah fungsional, dan latar belakang pendidikan) dan staf spesialis (terbagi menurut level pendidikan, wilayah bertugas, hubungan dengan manajemen).
Pola penggunaan DSS pada usernya yaitu:
1.Subscription Mode
Pengambil keputusan menerima report yang dihasilkan secara teratur.
Terminal Mode
Pengambil keputusan adalah user langsung dari sistem melalui akses online.
3
.Intermediary Mode
Pengambil keputusan menggunakan sistem melalui perantara, menganalisa, menerjemahkan dan melaporkan hasilnya.

Decision Supporting System (DSS) di Pemerintahan

DSS tidak hanya dapat diberlakukan di dalam perusahaan saja, namun juga instansi pemerintahan. Contohnya saat diadakan pemilihan calon Kepala Daerah Kabupaten Serang pada tahun 2003. Dimana pada sistem ini digunakan model Analytic Hierarchy Process. Sistem ini akan diberlakukan dari tingkat bakal calon menjadi calon Kepala Daerah. Dengan adanya sistem ini maka masyarakat tidak perlu khawatir, karena semua calon yang akan dipilih telah melalui penyaringan yang ketat dan adil. Pada saat itu pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten Serang masih menggunakan sistem manual dan penggunaan teknologi komputer belum dimanfaatkan. Akibatnya terjadi ketidakoptimalan dalam pengambilan keputusan dan pemborosan waktu yang mengakibatkan ketidakpuasan masyarakat. Melihat kondisi tersebut, diperlukan perubahan sistem yang sudah ada menjadi suatu sistem komputerisasi, yaitu dengan menggunakan Decision Support System. Decision Support System menggunakan data, menyediakan dialog yang mudah, dan memperbolehkan wawasan dari pembuat keputusan yang terlibat di dalamnya (Turban 2001:13, dalam Tavip Ansyori 2003).

Analytic Hierarchy Process (AHP) diciptakan pertama kali oleh Thomas L. Saaty. Tujuan beliau yang utama dalam memperkenalkan metode ini adalah membantu masyarakat untuk mengambil keputusan di lingkungan yang kompleks dengan beragam kriteria. Metode ini didasarkan pada pengalaman dan pertimbangan pemakai. Pada dasarnya metode AHP ini memecah–mecah yang kompleks dan tak terstruktur, ke dalam bagian– bagian komponennya; menata bagian atau variabel dalam suatu susunan hierarki; memberi nilai numerik pada pertimbangan subyektif tentang relatif pentingnya setiap variabel; dan mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel mana memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut (Saaty 1991:3, dalam Tavip Ansyori 2003).

Prosedur baru dimulai pada saat pengajuan para Bakal Calon oleh masing-masing fraksi kepada DPRD. Agar aspirasi semua masyarakat dari berbagai lapisan dapat terpenuhi, sebaiknya sebelum penilaian, dilakukan wawancara ataupun memberikan kuesioner kepada masyarakat tentang criteria ideal bagi mereka tentang Calon Kepala Daerah yang kelak akan memimpin daerahnya. Responden yang dipilih, misalnya: anggota DPRD, fraksi/partai, pegawai negeri, pegawai ,swasta, masyarakat yang dituakan/tokoh masyarakat, dan masyarakat umum. Setelah kriteria tersebut didapat, lalu diseleksi agar terdapat keseragaman. Lalu kriteria tersebut disimpan ke dalam database pada table kriteria, yang kemudian akan diusulkan kepada Panitia Pemilihan. Sama juga dengan alternatif/Bakal Calon, semua Bakal Calon diperiksa kelengkapan surat-surat yang diminta,. Data para Bakal Calon yang lolos seleksi akan disimpan di dalam database pada table alternatif. Selanjutnya Panitia Pemilihan melakukan wawancara terhadap para Bakal Calon. Setelah dilakukan resume atas jawaban para Bakal Calon, Panitia Pemilihan memberikan pembobotan dan prioritas terhadap kriteria yang telah dikumpulkan dan juga terhadap alternatif sesuai dengan kriteria. Setelah nilai prioritas keseluruhan didapat, maka dilakukan rata – rata dengan para pimpinan yang lain agar mendapat hasil yang lebih optimal dan adil. Selanjutnya pimpinan DPRD dapat menentukan minimal 2 orang Bakal Calon yang memiliki nilai prioritas keseluruhan tertinggi, selayaknya dapat diajukan untuk ditetapkan menjadi Calon Kepala Daerah. Komponen DSS yang diusulkan Data management subsystem, Model management subsystem, User interface (dialog) management subsystem.

KESIMPULAN

Decision Support System (DSS) adalah Sistem Informasi berbasis komputer yang interaktif, fleksibel, dan dapat menyesuaikan diri, khususnya menghasilkan keputusan dari suatu permasalahan dimana pengambilan keputusan itu dituntut dalam waktu yang cepat namun secara tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Subakti, I. 2002. Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System). Surabaya.

Tavip A. 2003. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Calon Kepala Daerah Kabupaten Serang dengan Menggunakan Model Analytic Hierarchy Process. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional TI dan Aplikasinya, Surabaya, 3 April 2003.


LINGKUNGAN HIDUP
SEBUAH ISSUE AREA KETIGA DI DUNIA

Oleh:
Isyia Roihanindya Firdausi Amanda
NIM. 0710043037

PENDAHULUAN

Masalah tentang lingkungan hidup adalah masalah yang sering diperbincangkan dalam beberapa tahun terakhir ini. Tidak mengherankan memang karena lingkungan hidup adalah lingkungan yang paling dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Lingkungan hidup sebagai tempat kita tinggal, memperoleh bahan makanan dan minuman, serta untuk memenuhi kebutuhan hidup kita yang lain.
Jika keamanan internasional dan ekonomi global adalah dua issue area utama tradisional dalam politik dunia, maka sebagian penstudi sekarang menyatakan bahwa lingkungan hidup telah muncul sebagai issue area utama ketiga (Porter dan Brown: 1996 dalam Pengantar Studi Hubungan Internasional).
Lingkungan hidup diciptakan oleh Tuhan untuk kebutuhan hidup manusia dan sudah sepantasnya kita menggunakan kesempatan itu dengan sebaik-baiknya. Namun dalam kenyataannya manusia sering lupa bahwa lingkungan hidup ini bukan hanya dimanfaatkan namun juga harus dilestarikan. Kemajuan zaman, alat-alat teknologi yang serba canggih menyebabkan manusia menjadi sombong, sehingga ketika akan memetik hasil alam mereka tidak memperdulikan dampak atau bahaya yang akan terjadi. Manusia memiliki kewajiban untuk hidup dalam keharmonisan dengan alam dan menghargai serta memelihara keseimbangan ekologis secara menyeluruh (Eckerskey dan Goodin: 1992 dalam Pengantar Studi Hubungan Internasional).
Masalah lingkungan hidup menurut kaum Realis, dapat menjadi sumber konflik antar negara. Karena menjadi sebuah bencana bagi suatu negara atau menyebabkan konflik internasional. Contohnya adalah perselisihan atas sumber air di Timur Tengah yang menjadi penyebab perang antara Israel dan Negara-negara Arab pada tahun 1967 yang dimenangkan oleh Israel. Namun masalah lingkungan hidup juga dapat memberi sebuah tekanan (pressure) pada negara tersebut untuk terlibat dalam kerjasama internasional yang lebih besar dan hal ini banyak dianut oleh kaum Liberalis. Mereka berpendapat bahwa issu area ini dapat menambah agenda kerjasama internasional dan pembentukan rejim. Contohnya seperti adanya Protokol Kyoto dan UNFCCC (United Nations Framework Convention on Climate Change) yang diselenggarakan pada akhir tahun 2007 lalu di Nusa Dua, Bali.
PEMANASAN GLOBAL (GLOBAL WARMING)
Sejak revolusi industri pada tahun 1870-an kegiatan manusia yang menggunakan bahan bakar fosil (minyak, gas, dan batu bara) terus meningkat. Seiring dengan perkembangan zaman, teknlologi yang dihasilkan oleh manusia menjadi semakin canggih. Kegiatan-kegiatan seperti pembangkit tenaga listrik, kegiatan industri, penggunaan alat-alat elektronik, dan penggunaan kendaraan bermotor akhirnya akan melepaskan sejumlah emisi gas rumah kaca ke atmosfer. Hal ini mengakibatkan meningkatnya jumlah gas rumah kaca yang berada di atmosfer sehingga panas matahari semakin meningkat dan terperangkap di atmosfer. Peristiwa ini pada akhirnya menyebabkan meningkatnya suhu di permukaan bumi, dan kemudian disebut pemanasan global (global warming) atau efek rumah kaca.

PERUBAHAN IKLIM (CLIMATE CHANGE)

Bila kita rasakan, cuaca pada akhir-akhir ini sering berubah-ubah. Pada waktu musim kemarau, kadangkala terjadi hujan, begitu pula sebaliknya. Hawa di tempat-tempat yang dahulu dikenal dingin, sekarang berkurang kesejukannya (contohnya di dataran tinggi Kota Batu-Malang). Hal ini merupakan dampak dari perubahan iklim (Climate Change) dan juga pemanasan global (Global Warming). Perubahan iklim ini dapat terjadi dalam waktu yang cukup panjang, yaitu antara 50 hingga 100 tahun. Walaupun prosesnya secara perlahan, namun tanpa kita sadari sebagian permukaan bumi menjadi panas. Menurut data IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change), kondisi perubahan iklim yang telah terjadi hingga saat ini yaitu kenaikan suhu rata-rata sebesar 0,76 derajat Celcius antara periode tahun 1850 hingga 2005, 11 dari 12 tahun terakhir (pada tahun 1995 hingga 2006) adalah tahun-tahun dengan rata-rata suhu terpanas sejak dilakukan pengukuran suhu pertama kali pada tahun 1850, terjadi kenaikan permukaan air laut global rata-rata sebesar 1,8 mm per tahun antara periode tahun 1961 hingga 2003, dan telah terjadi kekeringan yang lebih intensif pada wilayah yang lebih luas sejak tahun 1970-an, terutama si daerah tropis dan sub-tropis.

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM

Dari data-data yang telah disebutkan di atas, maka perubahan iklim akan mengakibatkan keadaan-keadaan yang sangat merugikan manusia yaitu:

1.Peningkatan permukaan air laut
Naiknya suhu bumi dapat mengakibatkan es di daerah kutub dunia mencair. Menurut IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change), dalam 100 tahun terakhir telah terjadi peningkatan air laut setinggi 10-25 cm. Sementara menurut perkiraan Greenpeace, pada tahun 2100 akan terjadi peningkatan air laut setinggi 19-95 cm. peningkatan air laut setinggi 1 meter akan mengakibatkan hilangnya pulau-pulau atau daratan di dunia (hilangnya daratan Mesir 1%, Belanda 6%, Bangladesh 17,5%, dan 80% atol di kepulauan Marshall serta tenggelamnya pulau-pulau di Fiji, Samoa, Vanutu, Jepang, Filiphina, Indonesia). Hal ini akan mengakibatkan puluhan juta orang yang tinggal di sekitar daerah pesisir pantai harus mengungsi ke wilayah yang lebih tinggi.

2.Pergeseran musim
Perubahan iklim juga mengakibatkan terjadinya pergeseran musim atau pergantian musim yang tidak menentu karena adanya perubahan tekanan dan suhu udara. Musim kemarau dapat berlangsung cukup lama sehingga menimbulkan bencana kekeringan. Sementara di belahan dunia lainnya, musim hujan akan berlangsung dalam waktu yang cukup singkat tetapi dengan intensitas curah hujan yang lebih tinggi sehingga menyebabkan bencana banjir dan longsor.
Terjadinya bencana krisis kemanusiaan
Karena kurangnya persediaan bahan pangan akibat tinggginya gagal panen yang disebabkan oleh perubahan suhu yang tidak menentu akan mengakibatkan meluasnya bencana kelaparan dan meluasnya gizi buruk.

3.Krisis air bersih
Krisis air bersih ini disebabkan oleh musim kemarau yang berkepanjangan. Kondisi tersebut juga dapat disebabkan karena makin banyaknya konstruksi bangunan yang diciptakan oleh manusia si atas tanah, sehingga menimbulkan berkurangnya daerah resapan air.

4.Meluasnya berbagai penyakit yang mengancam manusia
Hal ini dapat terjadi karena naiknya suhu udara yang mengakibatkan masa inkubasi nyamuk semakin cepat sehingga penyakit yang ditularkan oleh nyamuk akan berkembang biak dengan cepat. Penyebaran penyakit ini khususnya dapat terjadi di daerah tropis seperti Demam Berdarah, Diare, dan Malaria.

5.Punahnya berbagai jenis keanekaragaman hayati
Perubahan suhu yang tidak menentu akan mengakibatkan punahnya flora dan fauna karena tidak dapat beradaptasi. Naiknya suhu air akan meningkatkan keasaman laut. Bertambahnya karbondioksida di atmosfer diperkirakan akan membawa dampak negatif pada organisme laut seperti Terumbu Karang dan punahnya spesies lain yang bergantung pada Terumbu Karang tersebut. Peningkatan suhu pada musim kemarau dapat mengakibatkan mudah terbakarnya ranting atau daun akibat gesekan sehingga meningkatkan peluang terjadinya kebakaran hutan.

6.Kerugian materi dan non-materi
Pemanasan global (Global Warming) yang menimbulkan bencana akibat topan, banjir, dan badai diperkirakan akan menewaskan 150.000 orang setiap tahunnya. Pada tahun 2003 lalu, gelombang udara panas di Eropa menewaskan sekitar 25.482 jiwa dalam 20 tahun mendatang, sedangkan perkiraan kerugian materi dari perubahan iklim dapat mencapai USD 11 Milyar atau sekitar 110 triliyun rupaih per tahunnya (sumber data WHO, UNEP, dan World Meteorology Council dikutip dari http://www.kompas.co.id)

7.Mencairnya es di belahan kutub dunia
Perubahan iklim (Climate Change) yang disebabkan naiknya suhu permukaan bumi dapat menyebabkan mencairnya es dan gletser di seluruh dunia, terutama di kutub Utara dan kutub Selatan. Menurut Prench, sejak tahun 1960an es di kutub utara telah berkurang 10 %, sementara ketebalan es di kutub Utara telah berkurang 42 % dalam 40 tahun terakhir (Prench: 2001, dikutip dari http://www.beritasore.com). Dampak dari mencairnya kutub Utara dan kutub Selatan akan mengakibatkan pemuaian massa air laut dan kenaikan air laut.

SOLUSI

Setiap permasalahan pasti akan ditemukan solusinya, begitu pula dengan permasalahan lingkungan hidup. Solusi yang dapat kita lakukan untuk menahan laju perubahan iklim adalah:
1.Mitigasi
Mitigasi adalah usaha-usaha mengurangi dan membatasi emisi gas rumah kaca hasil aktivitas manusia. Hal ini diperkuat oleh pendapat kaum “Modernis“ yaitu perbaikan terus menerus dalam pengetahuan ilmiah dan dalam persaingan teknologi kita akan meningkatkan keahlian kita dalam menguasai lingkungan. Itu berarti kita akan terus meningkatkan keahlian dan teknologi kita dalam menghasilkan dan mengkonsumsi dengan cara yang ramah lingkungan. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan bahan bakar dari dari sumber energi yang lebih bersih seperti beralih dari batu bara ke gas atau menggunakan tenaga matahari seperti sel surya dan biomassa. Kemudian mengurangi pemakaian bahan bakar untuk kendaraan bermotor dan penghematan listrik.

2.Adaptasi
Perubahan iklim yang sedang terjadi, takkan bisa dihindari kembali. Oleh karena itu, upaya yang harus dilakukan adalah dengan beradaptasi, yaitu mempersiapkan diri dan hidup dengan berbagai perubahan akibat perubahan iklim. Usaha untuk beradaptasi ini dapat dibedakan dengan melihat kejadiannya. Pertama adalah adaptasi terhadap kejadian ekstrem yaitu dengan mengantisipasi bencana alam yang semakin sering terjadi karena adanya perubahan iklim, contohnya adalah membuat sistem peringatan dini di daerah yang dinilai paling rawan badai serta memberi petunjuk mengenai upaya apa yang harus dilakukan oleh masyarakat bila hal tersebut terjadi. Kedua, adaptasi terhadap dampak perubahan iklim perlahan yang memerlukan kemauan dan kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap kondisi lingkungan yang terus berubah. Contohnya adalah membuat perlindungan bagi masyarakat yang tinggal di daerah pesisir dengan cara menanam hutan bakau. Adannya hutan bakau mengurangi kemungkinan erosi pantai dan masuknya air laut ke dalam sumber air bersih akibat naiknya permukaan air laut.

3.Kepedulian
Manusia adalah makhluk hidup yang paling sering memanfaatkan hasil-hasil alam sekaligus merusaknya. Dengan adanya kemajuan teknologi kita menganggap semua masalah dapat diatasi. Padahal tidak sepenuhnya demikian, karena masalah lingkungan hidup adalah masalah dan kepentingan kita bersama, sehingga sudah sewajarnya bila kita menjaga dan melestarikan lingkungan kita dengan sebaik-baiknya.

KESIMPULAN

Isu seputar lingkungan hidup telah menjadi isu ketiga yang paling sering diperdebatkan akhir-akhir ini setelah isu seputar keamanan internasional dan ekonomi global. Masalah yang ditimbulkan oleh lingkungan hidup yang sedang melanda dunia saat ini adalah pemanasan global (global warming) dan perubahan iklim (climate change). Hal ini dikarenakan oleh teknologi dan cara-cara yang dilakukan oleh manusia dalam memetik hasil-hasil alam tidak bersahabat. Dampak akibat perubahan iklim yang terjadi adalah peningkatan permukaan air laut, pergeseran musim, terjadinya bencana krisis kemanusiaan, krisis air bersih, meluasnya berbagai penyakit yang mengancam manusia, punahnya berbgai jenis keanekaragaman hayati, kerugian materi dan non-materi, dan mencairnya es di kutub. Hal-hal yang bisa kita lakukan dalam menanggulangi dan mencegah pemanasan global serta perubahan iklim tersebut meliputi mitigasi, yaitu usaha untuk mengurangi serta membatasi emisi gas rumah kaca hasil aktivitas manusia dan adaptasi yaitu mempersiapkan diri dan hidup dengan berbagai perubahan akibat perubahan iklim.

Menurut kaum Realis, isu lingkungan hidup di samping menjadi bencana atau konflik bagi sebuah negara ternyata bagi kaum Liberalis juga dapat mempersatukan negara-negara untuk menanggulangi dan mengurangi dampaknya secara bersama-sama. Apapun dan bagaimanapun caranya, saya berharap semoga kita menjadi lebih peduli terhadap lingkungan hidup sehingga keadaan lingkungan kita menjadi lebih peduli.
DAFTAR PUSTAKA

Jackson, R. & Sorensen, W. 1999. Pengantar Studi Hubungan Internasional. Terjemahan oleh Dadan Suryadiputra. 2005. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
I Made A, D. 2008. Melawan Global Warming, Menjaga Kedaulatan, (Online), (http://www.beritaiptek.com), dikases pada 22 Juni 2008
Wah. 2006. Dampak Pemanasan Global Mengerikan, (Online), (http://www.kompas.co.id) , diakses pada 22 Juni 2008
Walhi. 2008. Pemanasan Global, Tragedi Peradaban Modern, (Online), (http://www.walhi.or.id) , diakses pada 22 Juni 2008.
________, 2008. RI Berharap Lahirnya Gagasan Baru Di UNFCCC Bali, (Online), (http://www.beritasore.com), diakses pada 22 Juni 2008

26 June 2008

Feminisme (Tugas Critical Essay Teori HI)


FEMINISME DAN PERGESERAN MAKNA
DALAM KEHIDUPAN WANITA MASA KINI
Oleh:
Isyia Roihanindya Firdausi Amanda
(ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Hubungan Internasional)

Pendahuluan

Feminisme adalah istilah yang sering kita dengar dan hal tersebut telah ada sejak beberapa tahun yang lalu. Feminisme juga selalu dikaitkan dengan isu gender yang selalu menjadi perdebatan tentang perbedaan mendasar antara kaum laki-laki dan perempuan. Di dalam isu tersebut perempuan selalu menjadi kaum yang paling lemah di dunia (Peterson dan Runyan dalam Pengantar Studi Hubungan Internasional, 2005: 331). Di dalam dunia politik misalnya, bagian kursi untuk kaum wanita dalam suatu parlemen sangat sedikit dibandingkan dengan bagian untuk kaum lelaki. Hal ini dapat kita jumpai dengan mudah pada lembaga-lembaga publik maupun non-publik.

Pada 29 April hingga 5 Mei 2007 lalu, di Nusa Dua Bali diadakan pertemuan parlemen sedunia (Inter Parliamentery Union atau IPU). Pertemuan ini menjadi momentum penting bagi masa depan politik kaum perempuan karena pada pertemuan inilah dibicarakan sejumlah isu yang terkait dengan kuantitas dan kualitas partisipasi kaum perempuan dalam dunia politik. Di dalam pertemuan tersebut, diperlihatkan angka representasi politik perempuan di dunia masih sangat memprihatinkan. Saat ini keterwakilan mereka hanya sekitar 17 persen dihitung dari rata-rata komposisi parlemen dunia. (dikutip dari Jawa Pos, 2007).

Isu gender dan keterkaitannya dengan feminisme ini masih terus berlanjut dan tidak hanya sampai di kursi politik saja. Dalam kehidupan sehari-hari, isu gender ini juga diperdebatkan. Posisi wanita yang terkadang terjepit oleh keadaan diantara kodrat dan haknya. Seorang ibu rumah tangga misalnya, harus rela berdiam diri di rumah untuk mengurusi keluarganya karena sang suami tidak menginginkannya untuk bekerja. Padahal mungkin ia memiliki kemampuan yang baik untuk ikut bekerja, membantu mencari nafkah suami tanpa harus mengabaikan kodratnya sebagai seorang wanita untuk mengurusi keluarganya.

Dewasa ini feminisme sering disalahrtikan oleh orang banyak, terutama kaum wanita. Sebanarnya apa yang dimaksud dengan feminisme dan sejauh mana kaitan feminisme dengan kehidupan wanita saat ini?

Telaah Pustaka

Feminisme

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Gerakan wanita yang menuntut persamaan hak sepenuhnya antara kaum wanita dan pria.

Menurut Feminist Theory

Istilah feminis baru digunakan pada tahun 1890. Pada abad 20 Virginia Woolf (1882-1941) dan Simoune de Beavouir (1908-1986) berusaha untuk mengantisipasi masalah gender dan bertujuan menghilangkan penindasan terhadap kaum wanita.

Tiga unsur atau asumsi pokok dari feminisme adalah:
1.Gender adalah suatu konstruksi yang menekan kaum wanita sehingga cenderung menguntungkan pria.
2.Konsep patriarki (dominasi kaum pria dalam lembaga-lembaga sosial) melandasi konstruksi tersebut.
3.Pengalaman dan pengetahuan kaum wanita harus dilibatkan untuk mengembangkan suatu masyarakat non-seksis di masa mendatang.

Pada awalnya teori feminis bersifat interdisipliner yang merangkum berbagi bidang dalam ilmu sosial, termasuk sejarah, filsafat, antropologi, dan juga seni. Kemudian muncul masalah-masalah yang terkait dengan isu gender seperti reproduksi, representasi, dan pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin. Perkembangan selanjutnya adalah munculnya konsep-konsep baru seperti seksisme dan esensialisme yang dimaksudkan untuk menggugat diskriminasi sosial terhadap ilmu pengetahuan yang ada.

2.1 Feminisme Liberal
Pandangan untuk menempatkan perempuan yang memiliki kebebasan secara penuh dan individual. Aliran ini menyatakan bahwa kebebasan dan kesamaan berakar pada rasionalitas dan pemisahan antara dunia privat dan publik. Setiap manusia mempunyai kapasitas untuk berpikir dan bertindak secara rasional, begitu pula pada perempuan. Akar ketertindasan dan keterbelakangan pada perempuan karena disebabkan oleh kesalahan perempuan itu sendiri. Perempuan harus mempersiapkan diri agar mereka bisa bersaing di dunia dalam kerangka "persaingan bebas" dan punya kedudukan setara dengan lelaki.
Akar teori ini bertumpu pada kebebasan dan kesetaraaan rasionalitas. Perempuan adalah makhluk rasional, kemampuannya sama dengan laki-laki, sehingga harus diberi hak yang sama juga dengan laki-laki. (dikutip dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Feminisme)

2.2 Feminisme Radikal
Muncul sejak pertengahan tahun 1970 dan menawarkan ideologi "perjuangan separatisme perempuan". Aliran ini muncul sebagai reaksi atas kultur seksisme atau dominasi sosial berdasar jenis kelamin di Barat pada tahun 1960-an, terutama saat melawan kekerasan seksual dan industri pornografi. Pemahaman penindasan laki-laki terhadap perempuan adalah satu fakta dalam sistem masyarakat yang sekarang ada dan gerakan ini adalah sesuai namanya
yang "radikal".
Aliran ini bertumpu pada pandangan bahwa penindasan terhadap perempuan terjadi akibat sistem patriarki. Tubuh perempuan merupakan objek utama penindasan oleh kekuasaan laki-laki. Oleh karena itu, feminisme radikal mempermasalahkan antara lain tubuh serta hak-hak reproduksi, seksualitas (termasuk lesbianisme), seksisme, relasi kuasa perempuan dan laki-laki, dan dikotomi privat-publik. (dikutip dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Feminisme)

2.3 Feminisme Post Modern
Mereka berpendapat bahwa gender tidak bermakna identitas atau struktur sosial. (dikutip dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Feminisme)

2.4 Feminisme Anarkis
Feminisme Anarkisme lebih bersifat sebagai suatu paham politik yang mencita-citakan masyarakat sosialis dan menganggap negara dan sistem patriarki dominasi lelaki adalah sumber permasalahan yang sesegera mungkin harus dihancurkan. (dikutip dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Feminisme)

2.5 Feminisme Postkolonial
Dasar pandangan ini berakar di penolakan universalitas pengalaman perempuan. Pengalaman perempuan yang hidup di negara dunia ketiga (koloni/bekas koloni) berbeda dengan prempuan berlatar belakang dunia pertama. Perempuan dunia ketiga menanggung beban penindasan lebih berat karena selain mengalami pendindasan berbasis gender, mereka juga mengalami penindasan antar bangsa, suku, ras, dan agama. Dimensi kolonialisme menjadi fokus utama feminisme poskolonial yang pada intinya menggugat penjajahan, baik fisik, pengetahuan, nilai-nilai, cara pandang, maupun mentalitas masyarakat. Beverley Lindsay dalam bukunya Comparative Perspectives on Third World Women: The Impact of Race, Sex, and Class menyatakan, “hubungan ketergantungan yang didasarkan atas ras, jenis kelamin, dan kelas sedang dikekalkan oleh institusi-institusi ekonomi, sosial, dan pendidikan.” (dikutip dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Feminisme)

Feminisme Marxis
Aliran ini berasal dari penindasan perempuan berasal dari eksploitasi kelas dan cara produksi. Teori Friedrich Engels dikembangkan menjadi landasan aliran ini, status perempuan jatuh karena adanya konsep kekayaaan pribadi (private property). Kegiatan produksi yang semula bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sendri berubah menjadi keperluan pertukaran (exchange). Laki-laki mengontrol produksi untuk exchange dan sebagai konsekuensinya mereka mendominasi hubungan sosial. Sedangkan perempuan direduksi menjadi bagian dari property.
Sistem produksi yang berorientasi pada keuntungan mengakibatkan terbentuknya kelas dalam masyarakat borjuis dan proletar. (dikutip dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Feminisme)

2.7 Feminisme Sosialis
Sebuah faham yang berpendapat "Tak Ada Sosialisme tanpa Pembebasan Perempuan. Tak Ada Pembebasan Perempuan tanpa Sosialisme". Feminisme sosialis berjuang untuk menghapuskan sistem pemilikan. Lembaga perkawinan yang melegalisir pemilikan pria atas harta dan pemilikan suami atas istri dihapuskan seperti ide Marx yang mendinginkan suatu masyarakat tanpa kelas, tanpa pembedaan gender.
Feminisme sosialis muncul sebagai kritik terhadap feminisme Marxis. Aliran ini mengatakan bahwa patriarki sudah muncul sebelum kapitalisme dan tetap tidak akan berubah jika kapitalisme runtuh. Kritik kapitalisme harus disertai dengan kritik dominasi atas perempuan. Feminisme sosialis menggunakan analisis kelas dan gender untuk memahami penindasan perempuan. Ia sepaham dengan feminisme marxis bahwa kapitalisme merupakan sumber penindasan perempuan. Akan tetapi, aliran feminis sosialis ini juga setuju dengan feminisme radikal yang menganggap patriarkilah sumber penindasan itu. Kapitalisme dan patriarki adalah dua kekuatan yang saling mendukung. (dikutip dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Feminisme).

Firestone (1970)
Pembedaan aspek material kaum wanita sebagai makhluk produktif merupakan alah satu sumber penindasan karena hal itu dianggap sebagai bukti bahwa kaum wanita secara materi memang berbeda dengan kaum pria. (dikutip dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Feminisme)

2.9 MacKinnon (1989)
Satu-satunya kaum feminisme radikal itu karena pemikiran-pemikiran pasca Marxis dalam feminisme itu saja yang benar-benar jelas. Perlu diketahui bahwa kaum feminis Marxis atau sosialis lebih terang-terangan dalam menyoroti masalah tersebut. Marxis melalui konsep-konsep produksinya berusaha membagi tenaga kerja rumah tangga dan anak-anak, pembagian kerja seksual, serta status kaum wanita di tempat kerja. (dikutip dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Feminisme)

Cixous (1976), Kaum Feminis Perancis
Dikotomi kultural dan gender antara pria atau wanita dan dikotomi aspek budaya atau alamiah selalu membuat kaum wanita inferior. (dikutip dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Feminisme)

2.10 Chodorow (1978), Kaum Feminis Amerika
Memusatkan perhatiannya pada hubungan-hubungan psikoanalisis untuk melacak sebab-sebab dan sumber kekuasaan kaum pria dan rasa takut kaum wanita terhadap mereka. (dikutip dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Feminisme)

Menurut para pakar feminisme, tantangan kaum feminis terhadap ilmu sosial yang ada hingga saat ini mencakup beberapa hal dan aspek. Pengaruh penting yang mereka bawa terwujud dengan munculnya kesadaran bahwa semua ilmu pengetahuan yang ada saat ini dimotivasikan oleh ideologi gender baik secara sadar atau tidak. Masa depan teori feminis kini lebih terjamin dengan menjamurnya studi-studi wanita.

Pembahasan

Pada awalnya feminisme muncul untuk membela kaum wanita dari keterpurukan serta menyamaratakan hak kaum wanita dan laki-laki dalam segala bidang. Pada masa lalu, kaum wanita hanya dapat bekerja di rumah sebagai seorang ibu rumah tangga sesuai dengan kodratnya. Lambat laun pemikiran tradisional semacam ini mulai berubah, pada perkembangannya saat ini pekerjaan wanita tidak hanya berkutat di rumah saja, tetapi juga di luar rumah sebagai wanita karir. Kaum wanita dapat menuntut ilmu setinggi-tingginya kemudian bekerja sesuai dengan keinginan agar dapat memenuhi kebutuhan mereka. Bahkan mereka juga dapat bekerja seperti apa yang kaum laki-laki kerjakan (misalnya pengusaha, supir busway, penjaga SPBU,dll). Kemajuan ini juga dapat kita lihat dari banyaknya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang concern terhadap masalah-masalah wanita, banyaknya kaum wanita yang duduk di kursi pemerintahan atau parlemen (walaupun masih belum sebanding dengan kaum laki-laki). Pemikiran yang modern dan terbuka semacam inilah yang membuat wanita saat ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Hal-hal yang mereka lakukan ini tak lepas dari pemikiran dan perilaku mereka yang ingin bebas dan sejajar dengan kaum laki-laki. Mereka harus berusaha sendiri untuk merubah kehidupan mereka. Pendidikan, bakat, minat, dan dukungan adalah hal-hal yang diperlukan agar kaum wanita dapat sejajar dengan kaum pria. Kini perempuan telah mempunyai kekuatan dari segi pendidikan dan pendapatan, dan perempuan harus terus menuntut persamaan haknya serta saatnya kini perempuan bebas berkehendak tanpa tergantung pada lelaki (Naomi Wolf dalam Gegar Gender, 1999).

Namun sayangnya pada saat ini, feminisme sering disalahartikan oleh banyak orang dan tak jarang oleh sebagian kaum wanita itu sendiri. Terkadang usaha-usaha mereka untuk menaikkan harga diri berubah untuk “menjatuhkan diri sendiri“. Aliran feminisme liberal yang memberikan kebebasan hak antara kaum wanita dengan kaum pria membuat kaum wanita sering terlampau jauh menggunakan haknya sehingga kadang-kadang mereka keluar dari kodratnya sebagai seorang wanita. Sebagai contoh, ketika ada seorang teman perempuan saya yang merokok dan saya bertanya dan mengingatkan padanya bahwa merokok itu membahayakan kesehatan, baik kesehatan pria apalagi wanita. Namun jawaban yang saya dapatkan terlepas dari masalah kesehatan, ia berkata bahwa kaum laki-laki saja boleh merokok, mengapa perempuan tidak boleh?! Jelas bahwa ia menuntut persamaan hak antara kaum laki-laki dan perempuan (tetapi sayangnya, dalam hal yang buruk). Selain dari masalah kesehatan, pandangan orang-orang atau stigma terhadap perempuan yang merokok di dalam lingkup masyarakat Indonesia juga buruk tidak seperti di negara-negara barat.

Contoh lain adalah kasus Single Parent yang banyak terjadi di dunia barat dan kini mulai diikuti pula di Indonesia. Di negara barat hal itu adalah sebuah hal yang biasa dan banyak dijumpai. Bagi mereka hal semacam itu adalah pembuktian bahwa mereka dapat hidup mandiri tanpa ada sosok kepala keluarga di samping mereka. Namun ketika hal tersebut diterapkan di Indonesia, saya berpikiran kurang pantas sepertinya jika para wanita yang memegang teguh adat ketimuran di Indonesia melakukan hal yang sama. Memang hal tersebut merupakan pembuktian sebuah kemandirian, namun di sisi lain kita tetap membutuhkan dan menghargai figur seorang suami sebagai kepala rumah tangga.

Kesalahan persepsi dalam memandang feminisme itulah yang harus diperbaiki. Pergeseran tradisi dan budaya ketimuran oleh budaya barat ini harus dapat kita terima dan seleksi dengan bijaksana. Sebagai seorang wanita sudah seharusnya kita memiliki etika yang baik dengan pendidikan yang kita miliki. Jadi, jangan sampai salah persepsi ketika memandang istilah feminisme. Karena hanya kita sendiri yang dapat mengartikan, memahami, dan membatasi tanpa melupakan serta membatasi kodrat-kodrat kita sebagai seorang wanita.

Kesimpulan

Dari penulisan ini, dapat diambil kesimpulan bahwa:
Feminisme adalah sebuah paham yang menuntut persamaan hak antara kaum laki-laki dengan kaum wanita di segala aspek kehidupan tanpa menyalahi kodrat wanita itu sendiri.
Feminisme pada perkembangannya saat ini telah mengalami kemajuan namun juga mengalami pergeseran makna yang disebabkan oleh budaya. Dan untuk mengantisipasi hal-hal buruk yang akan terjadi, kaum wanita harus dapat memfilter kebudayaan dengan bijaksana.

Daftar Pustaka

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1990. Jakarta: Balai Pustaka.
Jackson, R. & Sorensen, W. 1999. Pengantar Studi Hubungan Internasional. Terjemahan oleh Dadan Suryadiputra. 2005. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wolf, N. 1993. Gegar Gender: Kekuasaan Perempuan Menjelang Abad 21. Terjemahan oleh Omi Intan Naomi. 1999. Yogyakarta: Pustaka Semesta Press.
Ensiklopedi: Feminist Theory
Jawa Pos. 2007. Perempuan Harus 50 Persen di Parlemen. Hlm.12.
­­­­­­________. Feminisme. (Online), (
http://id.wikipedia.org/wiki/Feminisme), diakses 18 Juni 2008)

03 April 2008

Untuk Ku..

Malang, 23 Maret 2008, 22:19
Ada yang bisa membantuku..?! aku sedang kebingungan.
Kebingungan mencari dan kelelahan berpikir.

Aku bertanya, “Kemana Ichya??”. Aku tak mengenalnya lagi akhir-akhir ini..
Tak seperti dulu dan tak seperti biasanya. Atau mungkin inilah aku yang sebenarnya? Dan aku tak mengenal siapa diriku dulu yang sebenarnya??

Ku mencari, ku bertanya,
“Tuhan.. kemana diriku yang dulu? Aku tak mengenal ini semua. Aku tak mengenal raga ini, tak mengenal pikiran ini, tak mengenal hati ini..”

Terlalu dangkal berpikir, berjalan santai tak menghargai waktu, tak semangat bekerja, takut menghadapi kebenaran, tak dari hati memberikan sebuah senyuman, tak ada rasa hormat melihat orang lain, dan terkadang mungkin juga tak takut denganMu lagi.. (ampuni aku..)

tak ada “contoh” berdiri di depanku, tak ada “dorongan” menyemangatiku, dan tak ada “hati” yang berjalan bersamaku. Setiap saat, setiap waktu..

Bukan berarti aku tak bersyukur dan tak menghargai kalian, orang-orang yang selalu bersamaku tapi saat ini aku hanya butuh “sendiri”, berjalan menemukan diriku.

Itulah sebenarnya alasan yang belum sempat ku katakan pada tiga orang, mengapa aku ingin “menghilang sementara”.

Tapi sepertinya hal itu mustahil untuk ku lakukan. Aku tak bisa menghilang. Tak bisa.. sepertinya keadaan akan bertambah buruk bila ku melakukannya.

Tak ada jalan lain, aku harus menghadapinya. Harus berjalan bahkan berlari untuk memperbaikinya. Untuk hidupku, untuk keluargaku, untuk mereka, untuk kalian, dan untuk Allah..

30 March 2008

Dua Film Bermutu..

Film Ayat-Ayat Cinta (AAC) boleh jadi dikatakan sebagai sebuah fenomena lahirnya kembali film-film di Indonesia yang “bermutu” (eits, that’s my opinion.. bukan berarti saya tak menghargai film-film lainnya, tapi menurut saya dua film ini paling bermutu). Sebelumnya, saya juga setuju jika Nagabonar Jadi 2 masuk dalam kategori film bermutu tersebut. Buktinya, hanya dua film itu saja yang sempat ditonton oleh para “petinggi” negeri ini.. ehm, ralat! Bukan sempat tapi mereka meluangkan waktunya khusus untuk menonton dua film tersebut.

Film Nagabonar Jadi 2, adalah sekuel dari Nagabonar pada tahun 1986 yang sukses meraih prestasi kualitas Film Terbaik FFI 1987. Film drama yang berbalut komedi ini dinilai dapat membangkitkan rasa nasionalisme kalangan muda yang mulai “kabur” (Wahai kawan-kawan, apa kata dunia??). Bagaimana tidak menjadi film komedi kalau aktor-aktor yang bermain di dalamnya saja seperti Deddy Mizwar dan Tora Sudiro spesialis film komedi. Tapi perlu dicatat ya, walaupun film ini komedi namun pesan-pesan yang disampaikan dapat terasa. Pesan-pesan tentang cinta antara kaum adam dan kaum hawa, cinta antara orangtua dengan anaknya, cinta dalam persahabatan, cinta tanah air (termasuk juga cinta dalam melihat “perbedaan”. Hmm, mungkin ini bisa merubah pandangan tentang sebuah perbedaan bahwa perbedaan tak selamanya menimbulkan perpecahan). Film ini juga mengulangi masa kejayaannya di tahun 1986 lalu dalam mengumpulkan jumlah penonton hingga Nagabonar Jadi 2 sempat diputar ulang di bioskop-bioskop.

Jika melihat Nagabonar Jadi 2 kita masih bisa tertawa terbahak-bahak melihat tingkah laku para pemain, tetapi pada film Ayat-Ayat Cinta kita bisa menangis. Film karya Hanung Bramantyo yang diadaptasi dari novel religius karya Habiburrahman El Sirazy ini diluncurkan tanggal 28 Februari 2008 (walaupun sempat ada Ayat-Ayat Cinta bajakan yang berhasil muncul di internet jauh-jauh hari sebelumnya, ouch!) dan hingga saat ini memasuki bulan April, film tersebut masih setia diputar di bioskop-bioskop Indonesia. Tak heran bila masyarakat masih banyak yang ingin menonton film ini berkali-kali karena di dalam film ini kita diajarkan untuk bertoleransi. Masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama muslim, menyambut baik film ini karena di dalamnya memperlihatkan nilai peradaban Islam dan juga pendidikan. Menurut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono seusai menonton bareng dengan 53 perwakilan negara sahabat, 107 undangan dan para menteri di Bioskop Plaza EX Thamrin hari Jumat tanggal 28 Maret lalu, film ini dapat memberikan pemahaman bahwa agama Islam adalah “Peace, Love, Tolerance, and Harmony”. Islam membenci kekerasan (tidak seperti beberapa tahun terakhir ini, di beberapa negara, islam dianggap membawa perpecahan).

Saya sendiri melihat bahwa film ini amat sangat mengajarkan banyak hal dalam agama, dalam kehidupan, dalam melihat berbagai perbedaan, dan lebih realistis dibandingkan novelnya. Jujur saya akui, air mata sempat menetes ketika melihat film ini pertama kali dengan Bunda.. (huks, are you remember, Mom? Nda’ papa lah.. Presiden SBY dan Pak Habibie saja meneteskan air mata berkali-kali saat menonton film ini). Poligami, mungkin itu sebabnya. Bagaimana seorang Aisha ikhlas menganjurkan (bahkan meminta!) Fahri berpoligami untuk menyelamatkan nyawa Maria.. dan menurut saya, inilah poligami dalam Islam yang sesungguhnya, seperti yang dilakukan oleh Rasulullah pada zaman dahulu. Islam yang menganjurkan suami berpoligami untuk sebuah alasan keagamaan atau kemanusiaan tertentu. Tidak seperti kebanyakan kasus poligami saat ini (saya jadi ingat ketika terlibat sebuah obrolan dengan kakak kelas saya membahas batasan sebuah keadilan pada kasus poligami. Tak pernah ada batasan, karena manusia tak ada yang bisa adil karena hanya Allah yang Maha Adil. Selain itu, manusia juga tak pernah puas.. hanya keyakinan, kesabaran, keikhlasan, dan keimanan yang tinggi yang mampu menjawabnya).

“ISLAM itu IKHLAS dan SABAR” dan “ALLAH SELALU BERSAMA ORANG-ORANG YANG MAU BERUSAHA”
(itulah perkataan seorang aktor dan sebuah tulisan pada sebuah adegan di film tersebut yang mengena di fikiran dan hati saya). Selain itu, saya jadi teringat dengan pelajaran Bahasa Arab yang pernah saya dapatkan selama 6 tahun di bangku sekolah.. “Kaifa haluk, allughotul arobiyyah??”. Wah, jadi ingin membuka ingatan dan buku catatan saya dulu..

Tak berhenti sampai di situ saja, keberuntungan di film ini juga hinggap pada penyanyi Rossa dan pencipta lagu Melly Goeslaw. Lirik yang sederhana namun bermakna dipadu dengan alunan musik yang khas membuat banyak dari berbagai usia ‘kesengsem’. Bahkan saya menjadikan lagu-lagu pada album soundtrack Ayat-Ayat Cinta tersebut adalah lagu wajib yang harus saya dengarkan ketika sedang mengetik atau mengerjakan tugas (sederhana, saya hanya ingin lebih tenang dalam mengerjakan kewajiban-kewajiban saya. Seperti yang saya lakukan ketika sedang mengetik blog ini).

Nagabonar Jadi 2 dan Ayat-Ayat Cinta adalah karya anak bangsa yang membanggakan, dan masyarakat sudah rindu akan tayangan-tayangan yang bermutu. Semoga dengan adanya dua film ini dapat memacu sineas-sineas Indonesia dalam menghasilkan karya film agar tidak “sembarangan”.